TKI Jatim Sumbang Devisa Rp 6 Triliun

"Meskipun dikejar-kejar dan hidup menderita di luar negeri, para TKI asal Jatim ini ternyata masih mampu menyumbangkan devisa hingga hampir mencapai Rp6 triliun," kata Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, uang para TKI itu lebih banyak tersimpan dalam bentuk tabungan di sejumlah bank. "Kalau saja uang itu digunakan untuk meningkatkan keterampilan para TKI, tentu akan lebih bagus lagi," katanya saat ditemui dalam acara sosialisasi pelayanan warga dan perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri yang diselenggarakan Departemen Luar Negeri (Deplu) itu.

Oleh sebab itu, dia minta pemerintah daerah di Jatim turut memberdayakan para TKI atau bekas TKI yang telah berhasil di luar negeri untuk membantu program peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah-daerah.

"Tahun ini kami sedang mengupayakan optimalisasi BLK (balai latihan kerja) di lima daerah di Jatim, yakni Sidoarjo, Blitar, Nganjuk, Tulungagung, dan Malang. Untuk merealisasikan program itu, kami butuh kontribusi dari para TKI," kata mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal itu.

Ia menilai, selama ini beberapa daerah di Jatim kurang memberikan apresiasi dan memberdayakan para TKI dalam peningkatan sumber daya manusia.

"Padahal saat ini, kami sedang giat-giatnya merealisasikan program perluasan lapangan kerja, agar dampak krisis ekonomi moneter ini tidak semakin parah," kata Saifullah.

Sementara itu Deplu saat ini sedang berusaha membangun posko perlindungan WNI dan TKI di sejumlah negara tujuan TKI, seperti Malaysia, Arab saudi, dan Hongkong.

"Para TKI yang sedang mengalami persoalan perburuhan, kecelakaan kerja, sengketa dengan majikan, hingga ancaman deportasi, nanti bisa mengadu ke posko itu," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Departemen Luar Negeri, Teguh Wardoyo.

Ia menyebutkan, hingga Maret 2009, sudah ada sebanyak 5.575 TKI yang terancam dideportasi dari Malaysia. Sementara TKI yang terancam deportasi dari negara-negara selain Malaysia selama bulan Maret 2009 tercatat 87 orang. ant/pur

By Republika Newsroom