Dubes Jepang Kunjungi Keluarga Endang Arifin

CIREBON--Dubes Japang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri mengunjungi keluarga almarhum Endang Arifin, warga Desa Ender, Kec. Pangenan, Kab. Cirebon, karena Endang Arifin semasa hidupnya telah menyelamatkan dua siswi Jepang yang tenggelam.



"Saya mewakili pemerintah Jepang pernah memberi penghargaan kepada Keluarga Endang. Baru saat ini saya bertemu dengan keluarga Endang," katanya di rumah kediaman keluarga Endang di Desa Eder, Jumat.

Edang yang berkerja di Jepang itu, meninggal saat menyelamatkan kedua siswi Jepang ketika dia sedang libur di negeri sakura tersebut.

Endang, seorang pemuda desa sederhana, memperoleh penghormatan luar biasa dari pemerintah Jepang. Dia dinobatkan sebagai pahlawan.

Selain itu Pemerintah Jepang sempat mengabadikan sosok kepahlawanan Endang dalam film berdurasi satu jam.

Film tersebut diputar di sekolah-sekolah dan lembaga sosial di Jepang. Hal itu bertujuan untuk memberikan pembelajaran tentang arti penting tindakan kepahlawanan yang didasari semangat berani mengorbankan diri untuk keselamatan orang lain.

Endang memperoleh penghormatan dari pemerintah Jepang karena aksi heroiknya menolong dua siswi Jepang yang terseret gelombang laut di pantai Pulau Kyuushu pada sekitar Agustus 2007.

Dalam tindakan yang penuh keberanian itu, Endang tewas tergulung ganasnya ombak. Mayatnya ditemukan oleh tim penolong beberapa jam setelah ia menyelamatkan kedua siswi Jepang tersebut.

Kisah kepahlawanan Endang menjadi buah bibir bahkan menjadi isu nasional di Jepang. Wasji (50 tahun), ayah Endang, merasa sangat terharu. Bahkan ketika datang wakil pemerintah Jepang ke rumahnya, dia sempat meneteskan air mata.

"Saya juga mengantar utusan dari Jepang ke makam Endang (di pekuburan di kampungnya:Ender--red)," tuturnya.

Sambil menerawang, Wasji bercerita bahwa si sulung Endang merupakan anak yang memiliki kemauan keras dan disiplin.

Alumni SMK Pelayaran Mundu, tempatnya menuntut ilmu, pernah memberangkatkan siswa berprestasi itu untuk belajar tentang perikanan di Jepang pada 2006.

Dalam masa hidupnya, Endang sempat menelepon keluarganya di Cirebon. Dia memberitahu bahwa dirinya ditawari menjadi guru di sekolah perikanan di Jepang.

"Waktu itu Endang meminta ijin kepada saya akan tinggal di Jepang untuk waktu yang sangat lama, dan saya mengijinkan. Tapi dia sempat mennyampaikan cita-citanya ingin menjadi marinir. Rencananya sepulang dari Jepang akan mendaftar sebagai anggota marinir," kata Wasji.

Namun sayang, tiga hari setelah hubungan terakhirnya melalui telepon, Wasji mendengar kabar tentang kematian anaknya tersebut.

"Kami sangat terpukul, bahkan istri saya hampir pingsan karena tidak percaya Endang sudah meninggal," ujarnya.

Namun wasji mengaku bangga ternyata kematian Endang tidak sia-sia bahkan menjadi sebuah kebanggan keluarganya.

"Kematian Endang tidak sia-sia, mungkin sudah takdir. Tapi saya bangga, kematiannya telah mengharumkan nama keluarga dan bangsa. Apalagi kepahlawanannya diakui oleh bangsa lain," tutur Wasji.

Bahkan atas penghargaan dari bangsa Jepang tersebut, Wasji dan keluarga mengaku berterima kasih karna dari negeri yang tak pernah ada di benaknya ternyata malah memberi penghormatan luar biasa kepada anak tercintanya. ant/pur

Sumber: Republika



Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Posted by PUMITA on 5:17 AM. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

0 komentar for "Dubes Jepang Kunjungi Keluarga Endang Arifin"

Leave a reply