Saat Lebaran Saatnya Kita Berbagi

Oleh: Idah Arbaiyah di Taegu.


“Taqabbalallah Minna Wa Minkum, Selamat Lebaran, Lebarkan pintu maaf kita”


Sinar matahari pagi yang hangat tapi tidak menyengat menyinari lapangan Jejuk Congwon Daegu hari itu, lapangan yang telah dipenuhi ribuan jemaah shalat Idul Fitri tahun ini. Subhanallah, tiada tara rasa syukur yang saya rasakan saat itu melihat demikian banyak orang Indonesia yang berkumpul di tempat itu, untuk menunaikan salah satu sunnah rasul itu. Dengan busana takwa, laki-laki dan perempuan berkumpul bersama ditempat itu. Shalat yang diimami oleh orang Indonesia, khutbah yang disampaikan dengan bahasa Indonesia telah mengobati hati yang penuh keriduan untuk berlebaran di tanah air.


Lebaran lagi, lebaran lagi. 8 lebaran dilalui, dari lebaran dimusim dingin sampai lebaran dimusim panas menjelang musim gugur telah berlalu, dinegeri ini. Ingin mudik ke kampung saat lebaran, “Jelas”, rindu pada keluarga “Pasti” disaat seperti ini. Duh….. jadi sedih nih….
Tapi lebih sedih lagi saudara-saudara kita yang telah dilanda bencana ditanah air sana. Saat keluarga kita bingung memikirkan baju lebaran untuk anaknya atau sibuk mempersiapkan kue lebaran untuk menyambut sanak family yang akan mengunjungi kita. Kita lupakan saudara-saudara kita saat ini yang tinggal ditenda-tenda pengungsi. Jangankan untuk membelikan baju lebaran untuk anak-anaknya, untuk hidup sampai sore pun harus mengharap uluran tangan para relawan. Lebaran dijalani dengan ratusan pengungsi di tenda-tenda, tak ada kue lebaran, tak ada baju baru untuk tahun ini, bahkan mungkin mereka berujar, Lebaran tahun ini tak lewat disini.

Alhamdulillah Allah memberi kita kemudahan rezeki, kelancaran usaha, dan melindungi kita dari malapetaka dan bencana, jadi saat ini peran kita adalah memberi. Selagi kita masih mampu untuk bersedekah, maka bersedekahlah. Sekecil apapun itu, atau bahkan menurut kita sesuatu yang tak berarti tapi akan sangat bermanfaat bagi mereka-mereka yang membutuhkan. Uang receh kita yang tak berarti kalau kita kumpulkan dan sedekahkan untuk korban-korban bencana saat akan sangat bermanfaat bagi mereka, apalagi uang yang besar kali ya …. ! So, jangan tunda lagi, dan jangan mengharapkan sisa-sisa untuk memberi, kalau kita selalu berharap mendapat yang terbaik, maka berilah dengan yang terbaik pula. Selagi masih muda, masih kuat untuk berusaha dan masih mampu untuk memberi, dan mumpung suasana masih lebaran, hati masih lembut dengan tempaan bulan suci Ramadhan, yuk… kita berbagi untuk saudara-saudara kita.
Walaupun tubuh kita tidak mampu untuk berlebaran ditanah air, atau dikampung halaman tapi zakat, infaq dan sadaqah kitalah yang mewakili kita, sehingga jalinan silaturrahmi kita tetap terjaga.

Uang lima ribu won buat kita hanyalah satu piring nasi di restaurant Indonesia, tapi dapat menjadi kehidupan sehari bagi satu keluarga di tenda pengungsi. Lima ribu won mungkin hanya satu paket burger di KFC, tapi bisa menjadikan senyum dan kebahagian satu keluarga bagi mereka, lima ribu won yang kita anggap recehan dapat menjadikan nilai kehidupan yang sangat berarti.
Jadi mulai saat ini jangan sesali lagi hidup ini, sekecil apapun peran kita untuk berbuat kebaikan akan sangat bermanfaat, sehingga dengan cara ini kita dapat mensyukuri amanah dan kesempatan yang telah Allah berikan untuk berhijrah ke negeri ini. Kalau kita mau merenung dan berpikir, mungkin inilah rencana Allah untuk memberikan kita kesempatan mencari penghasilan ditempat ini. Jadi ayo saudara-saudara kita menabung amal kebaikan untuk bekal akhirat kita nanti.



Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Posted by PUMITA on 9:10 PM. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

1 komentar for "Saat Lebaran Saatnya Kita Berbagi"

  1. Fotonya mana Mbak Ida...pingin lihat suasana sholat Id di Taegu?

Leave a reply