Merenungkan Nikmat
Allah menciptakan manusia tersusun dari jasad dan ruh. Kemudian, Allah menjadikan jasad dengan tabiatnya yang membutuhkan makanan karena kandungannya yang bisa menopang kehidupan dan pertumbuhannya, terutama rezeki yang baik, seperti gandum, nasi dan biji-bijian. Bagi Manusia, Allah menjadikan gandum, nasi dan biji-bijian ini lebih utama dari pada jewawut, tebu dan bahan makanan binatang lainnya. Lebih diutamakan karena kandungannya yang lebih baik. Allah menciptakan biji-bijian yang kecil, dan ini memudahkan manusia untuk menggilingnya. Kalaulah biji-bijian ini diciptakan sebesar telur atau apel, tentu manusia akan kesulitan menggilingnya, dan akan kesulitan memanfaatkannya.
Kemudian Allah menundukan hewan-hewan bagi manusia, menciptakan binatang ternak patuh kepada manusia. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :
"Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka, maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan." ( QS Yaasin : 72)
"Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa) nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu)." (QS. An Nahl : 80)
Allah telah memberi manusia minuman segar yang dihasilkan dari dalam perut hewan, yang terletak diantara kotoran dan darah, susu murni yang bisa melepas dahaga orang-orang kehausan. Allah tidak memberi akal pada binatang-binatang ini supaya tidak menuntut orang-orang yang menggembalakannya, atau mencegah mereka. Sebagai ganti akal, Allah memberinya insting yang baik, yang mungkin lebih kuat dari insting manusia. Allah menjadikan insting tersebut cukup untuk memperoleh berbagai kebaikan yang Allah kehendaki darinya.
Semua itu menunjukan keakuratan dan keahlian kreasi-Nya serta keagungan rububiyyah-Nya. Allah menyediakan buah-buahan dan bunga-bunga elok nan anggun yang kuncup kepada pepohonan. Buah dan kembang-kembang itu dengan lis an hal - nya mengunangmu: "Petiklah aku, makanlah aku, ciumlah aroma wangiku. Sungguh, aku disediakan untukmu, bukan untuk yang lain".
"Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS Al An'am : 141)
"Apakah kalian yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?" (QS Al Waqi'ah : 64).
"Apakah kalian yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?" (QS Al Waqi'ah : 64).
Begitulah hukum segala ciptaan-Nya. Yang ada dalam semesta realitas diciptakan membahawa hikmah dan kepatuhan. Tidak satupun ciptaan-Nya ini yang kosong dari hikmah atau tidak memuat pelajaran. Maha suci Allah sebaik-baik pencipta.
"Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS Ar Ra'd : 3).
Sumber:
Buku " PEMBUKA PINTU SURGA"
karya, Sayyid Ahmad masyhur bin Thaha Al Haddad
Buku " PEMBUKA PINTU SURGA"
karya, Sayyid Ahmad masyhur bin Thaha Al Haddad
Red. pumitabusan.com
0 komentar for "Merenungkan Nikmat"