Tahun Baru dan Muhasabah
Setiap pergantian tahun, baik hijriyah atapun masehi, umat Islam senantiasa melakukan muhasabah (introspeksi) terhadap aktivitas yang telah dilakukannya selama setahun.
Sebenarnya, muhasabah yang dilakukan oleh umat kita pada setiap pergantian tahun, itu kan baru menekankan pada aspek spiritual semata. Belum menyentuh pada aspek aspek yang substansial. Harusnya muhasabah dilakukan secara jelas. Misalnya kita mengevaluasi langkah-langkah yang telah dilakukan. Di mana letak kesalahan kita, apa penyebab kesalahan itu, bagaimana upaya-upaya perbaikan yang harus dan akan kita lakukan, sehingga perbaiakan akan bermakna.
Makanya, muhasabah harus kita programkan dalam rangka meningkatkan, disamping memperbaiki kualitas kita sebagai orang yang beriman. Jadi ada target targetyang harus kita capai. Misalnya pada tahun kemarin kita infaq-an dua setengah persen maka bagaimana kita tingkatkan menjadi lima sampai sepuluh persen, atau tahun lalu kita belum berinfaq sama sekali, kita programkan tiap bulan harus berinfaq. Demikian pula dalam hal hal lain secara terperinci. Hal-hal yang konkrit ini harus kita perinci sehingga keinginan kita untuk meningkatka kualitas, diiringi dengan hal hal yang menafikan diri kita.
Untuk menjadikan hari ini lebih baik dari kemarin diperlukan prasyarat-prasyarat tertentu, di samping motivasi yang kuat dari dalam kita, juga faktor lingkungan, pekerjaan. Kemudian secara keumatan, apa sih potensi kita, kelemahan dan kekurangan kita. nah kalau kita memotret diri kita dengan baik, dengan jernih dan kepala dingin, dengan jujur, maka muhasabah akan punya makna.
Disadur dari majalah Saksi
0 komentar for "Tahun Baru dan Muhasabah"