Apa penyebab ketakutan Abu Bakr ra. Ketika Dalam Gua?
Adakah rasa takut pada Abu Bakr ra. itu sampai ia bermandi keringat dan merapatkan diri kepada Rasulullah SAW karena ia sangat mendambakan kehidupan dunia, takut nasibnya ditimpa bencana? Atau karena ia tidak memikirkan dirinya lagi tapi yang dipikirkannya hanya Rasulullah SAW dan jika mungkin ia akan mengorbankan diri demi Rasulullah SAW? Bersumber dari Hasan bin Abil-Hasan al-Basri, Ibn Hisyam menuturkan: "Ketika malam itu Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr ra. me-masuki gua, Abu Bakr radiallahu 'anhu masuk lebih dulu sebelum Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam sambil meraba-raba gua itu untuk mengetahui kalau-kalau di tempat itu ada binatang buas atau ular. Ia mau melindungi Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam dengan dirinya."
Begitu juga sikapnya ketika dalam keadaan begitu genting demi-kian terdengar suara pemuda-pemuda Kuraisy, ia berbisik di telinga Nabi: "Kalau saja mereka ada yang menjenguk ke bawah, pasti mereka melihat kita." Pikirannya bukan apa yang akan menimpa dirinya, tetapi yang dipikirkannya Rasulullah SAW dan perkembangan agama, yang untuk itu ia berdakwah atas perintah Allah, kalau sampai pemuda-pemuda itu berhasil membunuhnya. Bahkan barangkali pada saat itu tiada lain yang dipikirkannya, seperti seorang ibu yang khawatir akan keselamatan anak-nya. Ia gemetar ketakutan, ia gelisah. Tak lagi ia dapat berpikir. Bila ada bahaya mengancam, ia akan terjun melemparkan diri ke dalam bahaya itu, sebab ia ingin melindungi atau mati demi anaknya itu. Ataukah Abu Bakr ra. memang lebih gelisah dari ibu itu, lebih menganggap enteng segala bahaya yang datang, karena imannya kepada Allah dan kepada Rasulullah SAW memang sudah lebih kuat dari cintanya kepada kehidupan dunia, dari naluri seorang ibu dan dari segala yang dapat dirasakan oleh perasaan kita dan apa yang terlintas dalam pikiran kita?! Coba kita bayangkan, betapa iman itu menjelma di depannya, dalam diri Rasulul-lah, dan dengan itu segala makna yang kudus menjelma pula dalam bentuk kekudusan dan kerohaniannya yang agung dan cemerlang!
Saat ini saya membayangkan Abu Bakr ra. sedang duduk dan Rasulullah SAW di sampingnya. Juga membayangkan bahaya yang sedang mengancam keduanya. Imajinasi saya tak dapat membantu meng-ungkapkan segala yang terkandung dalam lukisan hidup yg luar biasa ini, tak ada bandingannya dalam bentuk yang bagaimanapun. Apa artinya pengorbanan raja-raja dan para pemimpin dibanding-kan dengan pengorbanan Rasulullah SAW. Sejarah menceritakan kepada kita kisah orang-orang yang telah me-ngorbankan diri demi seorang pemimpin atau raja. Dan pada zaman kita ini pun banyak pemimpin yang dikultuskan orang. Mereka lebih dicintai daripada diri mereka sendiri. Tetapi keadaan Abu Bakr ra. dalam gua jauh berbeda. Para pakar psikologi perlu sekali membuat analisis yang cermat tentang dia, dan yang benar-benar dapat melukiskan ke-adaannya itu.
Apa artinya keyakinan orang kepada seorang pemimpin dan raja dibandingkan dengan keyakinan Abu Bakr ra. kepada Rasulullah SAW yang telah menjadi pilihan Allah SWT dan mewahyukannya dengan agama yang benar!? Dan apa pula artinya pengorbanan orang untuk pemimpin-pemimpin dan raja-raja itu dibandingkan dengan apa yang berkecamuk dalam pikiran Abu Bakr ra. saat itu, yang begitu khawatir terjadi bahaya menimpa keselamatan Rasulullah SAW. Lebih-lebih lagi jika tak sampai dapat menolak bahaya itu. Inilah keagungan yang sungguh cemerlang, yang rasanya sudah tak mungkin dapat dilukiskan lagi. Itulah sebabnya pe-nulis-penulis biografi tak ada yang menyinggung soal ini. Setelah putus asa mereka mencari dua orang itu, keduanya keluar dari tempat persembunyian dan peneruskan perjalanan. Dalam per-jalanan itu pun bahaya yang mereka hadapi tidak kurang pula dari bahaya yang mengancam mereka selama di dalam gua. Abu Bakr ra. masih dapat membawa sisa laba perdagangannya se-banyak lima ribu dirham. Setiba di Medinah dan orang menyambut Ra-sulullah SAW begitu meriah, Abu Bakr ra. memulai hidupnya di kota itu seperti halnya dengan kaum Muhajirin yang lain, meskipun kedudukannya tetap di samping Rasulullah SAW, kedudukan sebagai khalil, sebagai as-Siddiq dan sebagai menteri penasehat.
Sumber: Buletin IMUSKA
0 komentar for "Apa penyebab ketakutan Abu Bakr ra. Ketika Dalam Gua?"