Ummati..ummati...ummati


Ketika membaca salah satu buku yang memuat pengakuan seorang agen MOSSAD ( Badan Intelijen Isarel ) yang tertangkap oleh badan Intelijen Palestina yang dikutip dari majalah Suara Hidayatullah Nomor: 03/XVI/Mei 2003, saya hanya bisa terdiam dan sedih, tidak tahu harus berbuat apa selain bertanya kepada diri sendiri tentang keimanan yang ada didiri saya dan berharap hal tersebut tidak akan pernah menimpa saya, keluarga saya dan anak keturunan saya. Hanya karena urusan perut dan dibawah perut, Ia rela menjual informasi negaranya ( Palestina ) yang menyebabkan ratusan bahkan ribuan orang yang tak berdosa terbunuh.


Tetapi kalau dicermati lebih seksama mengapa hal ini bisa terjadi, lebih dikarenakan rapuhnya persatuan diantara umat Islam itu sendiri, masing-masing kita sibuk dan merasa diri dan kelompoknya paling benar dan mengkafirkan kelompok lain, merasa diri dan kelompoknya ahli surga sehingga dengan bebasnya melontarkan hujatan terhadap kelompok lain, seakan lupa bahwa perasaan paling baik dan paling benarlah yang membuat Iblis terlempar dari surga dan masuk kedalam neraka sehingga menjadi mahluk Allah yang paling terkutuk.

Pada hal Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda :

“Apabila ummatku sudah mengangungkan dunia, maka akan tercabut dari mereka kehebatan Islam, dan apabila mereka meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar, maka diharamkan atas mereka keberkahan wahyu. Dan apabila ummatku saling menghina, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah.” ( Hakim, Tirmidzi – Durrul-Mantsur ).

Sesuatu yang sudah jatuh dari pandangan Allah maka tidak akan ada nilainya lagi, menjadi hina dan sampah bahkan lebih rendah dari itu. Tiga hari sebelum meninggalnya Hadhraji Maulana Muhammad Yusuf rah.a setelah sholat shubuh ia memberikan ceramah yang sangat penting dan ini merupakan taqrir yang terakhir dan terpenting dalam kehidupan beliau. Yang intinya begitu risaunya beliau dengan keadaan ummat yang berpecah belah dan merasa diri dan kelompoknya lebih baik dari yang lain.

Padahal ummat ini telah dibentuk dengan susah payah, bahkan untuk menjadikan ummat ini, Rasulullah saw, dan para sahabatnya radhiyallahu anhum telah banyak berusaha dan menahan penderitaan.

Pada hari ini kaum muslimin sudah kehilangan sifat ummat. Dahulu ketika mereka hidup sebagai satu ummat , tidak seorangpun dikalangan ummat ini yang menjadikan pembantu bagi keluarganya, bangsanya, saudaranya, partainya, kaumnya, tanahnya, dan tidak ada seorangpun yang mengawasi harta benda sebagai TUJUAN.

Ummat akan menjadi ummat yang sebenarnya hanya apabila setiap orang dikalangan mereka sanggup memutuskan semua bentuk hubungan yang berlawanan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Pada zaman orang-orang Islam hidup sebagai satu ummat, jika ada orang Islam dibunuh dimanapun juga, maka seluruh ummat Islam telah terpengaruh, bersimpati, dan merasakan kepedihan. Kini, beribu-ribu, bahkan berjuta-juta orang Islam telah disembeli, akan tetapi kita tidak merasakan sesuatu apapun.

Ummat bukanlah nama suatu kaum atau suatu golongan manusia yang bermukim di suatu kawasan tertentu, tapi beratus-ratus dan beribu-ribu kaum dan kawasan yang terpisah kemudian bersatu padu menjadi suatu ummat.

Barangsiapa yang menganggap bahwa ia berasal dari suatu kaum atau suatu daerah, dan orang lain bersal dari kaum dan daerah lain, maka seolah-olah ia telah menyembeli ummat, menghancur leburkan, serta merusak hasil usaha Rasulullah saw dan para sahabat ra.

Dengan sifat individualisme dan terpecah belah, sebenarnya KITA SENDIRILAH YANG TELAH MENYEMBELI UMMAT INI TERLEBIH DAHULU, sedangkan ummat yang lain hanya ‘mengerat ’ ummat ini yang sebelumnya telah kita sembelih.

Seandainya orang-orang Islam pada hari ini menjadi satu ummat seperti dahulu, maka kekuatan di seluruh dunia sekalipun tidak akan dapat menggoyangkan ummat ini, walaupun hanya sehelai bulu roma. Bom atom atau roket tidak akan dapat membinasakan kita . akan tetapi, seandainya kalian dengan semangat kekauman dan kedaerahan terus menghancurleburkan ummat, maka Demi Allah, senjata-senjata dan tentara yang kalian miliki tidak akan dapat menyelamatkan mereka dari kehancuran.

Seorang ulama memberikan tamsil sebagiamana tertulis dibawah ini tentang tiga ekor sapi dan harimau :

Tamsil 3 ekor sapi coklat, putih, dan hitam selalu bersama-sama tak terpisahkan. Seekor harimau hendak memakan mereka tetapi tidak mempunyai keberanian karena sapi-sapi tersebut selalu kompak dan selalu bersama-sama.

Lalu harimau tersebut mempunyai rencana untuk memisahkan ketiga sapi tersebut, pertama-tama ia katakana kepada yang putih dan hitam, “Kalian berdua serasi sekali menghiasi hutan, tetapi sayang ada yang coklat yang membuat tidak pantas, warnanya jelek menggangu warna kalian berdua.”

Setelah dipuji demikian maka keduanya senang dan meminta nasehat : “Lalu kami harus bagaimana ?”, Harimau berkata : “Mudah saja, biarkan saya yang makan si coklat, ini untuk kepentingan kalian, kalau saya sih gak butuh karena makanan banyak di hutan. “ keduanya setuju maka binasalah yang coklat.

Lain waktu ketika si putih sendiri, harimau mendekati dia dan berkata : “ Kamu begitu Indah , benar-benar kamu yang tercantik di hutan ini, warnamu bagus tetapi sayang ada yang hitam yang mengotori kamu.

Setelah dipuji maka kebiasaannya langsung meminta nasehat dari harimau : “Lalu, saya harus bagaimana?” , Harimau berkata: “Mudah saja akan saya habisi si hitam yang penting kamu diam saja, ini untuk kepentingan kamu, kalau saya sih makanan banyak di hutan.”.

Setelah hitam binasa maka harimau tersebut hendak memakan si putih, Si putih berkata : “Kenapa kamu hendak memakan saya ?” maka harimau berkata : “Sebenarnya target saya memakan kamu bertiga tetapi kamu selalu bersatu sehingga saya tak berani , saya pecahkan kamu dengan memberi pujian kepada kalian, sehingga kalian terlena dan membiarkan teman kalian terbunuh.”

Saudaraku hal seperti ini pun terjadi pada kehidupan kita sekarang , sifat ke sukuan , merasa paling baik dan benar sudah mendarah daging didiri kita, sesungguhnya ini suatu penyakit yang berbahaya yang harus dengan segera dibuang jauh-jauh dari diri kita , hanya dengan kembali menghidupkan agama dan usaha atas agama maka Allah akan tolong kita untuk menyingkirkan sifat-sifat tersebut.

Ummat akan menjadi bersatu padu, hanya apabila setiap orang menyakini bahwa dirinya tidak layak untuk dihormati, sehingga ia akan membuat keputusan , “Saya tidak akan menerima penghormatan dari orang lain, bahkan saya akan menghormati orang lain. Semua orang lebih pantas untuk dihoramati oleh saya.”

Seandainya diri sendiri dan nafsu pribadi dikorbankan, maka barulah ummat akan terbentuk dan bersatu padu. Apabila ummat telah terbentuk, maka kehormatan dan kemuliaan akan diperoleh.

Saudaraku sibukanlah diri kita dengan usaha agama untuk mengajak diri kita dan orang lain kembali kepada agama, sehingga Allah tanamkan perasaan ummat kepada diri kita dan kekuatan iman dan yakin kita akan terbentuk. Sehingga ummat ini mejadi ummat yang berdzikir dan tunduk patuh kepada semua peraturan Allah Swt.

Semoga Allah Swt memberikan kepahaman terhadap kita tentang perkara ini.

Sumber: Harapandiri.Wordpress.com(Judul Asli "Merasa Lebih Baik").



Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Posted by PUMITA on 5:59 PM. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

0 komentar for "Ummati..ummati...ummati"

Leave a reply