Konsekwensi Syahadat Seorang Muslim #bag 1

Oleh : Abu Amar


Islam dibangun dengan lima dasar, yaitu syahadad, sholat, zakat, puasa dan haji. Alloh dan Rosulnya memberikan pokok pondasi dasar untuk membangun keIslaman dengan syahadad. Sungguh ucapan syahadad apabila difahami secara benar lalu apabila dipraktekkan maka inysyaAlloh akan betul-betul menjadi muslim yang tangguh.


Maka orang Arab pada jaman dulu mereka yang menolak dengan Islam karena mereka faham apa makna syahadad yang harus diucapkan, yaitu mereka harus meninggalkan semua adat dan budaya yang sangat bertentangan dengan syahadad yang harus diucapkan. Beda dengan umat Islam sekarang pada umumnya mereka sangat hafal bahkan berulang-ulang mereka membaca tapi perbutanya sangat jauh dengan makna yang terkandung pada bacaan syahadat, itu karena kita belum memahami yang sebenarnya makna syahadad tersebut. Pemahaman kita pada umamnya untuk syahadad tauhid yang diartikan secara umum yaitu ”AKU BERSAKSI TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLOH” yang kebanyakan juga kita kurang memahami apa yang sebenarnya makna yang kita ucapkan, sementara yang kita tahu hanya kita sudah tidak bertuhan selain Alloh, walau yang sebenarnya perbuatan kita tidak sesuai dengan klaim kita atau anggapan dalam pemikiran kita.
Lalu apa sebenarya makna yang tekandung didalam syahadad tersebut, dan bagaimana konsekuensiya kita sebagai seorang muslim yang telah mengucapkan sumpah kesaksian tersebut?
Inilah yang perlu kita ketahui guna untuk memebenarkan perbuatan agar tidak menyimpang dari sumpah kita tersebut, bahkan agar tidak batal syahadad kita dengan kesyirikan yang kita tidak sadar telah melakukan kesyirikan karna ketidak tauan kita.

Makna syahadad Tauhid

Beberapa ulama menjelaskan tentang ”ASYHADUALA ILLAHA ILLALLOH”, makna “ILLAH” bermakna sangat luas yaitu 'sesembahan ketaatan, ketundukan, takut, harapan dan cinta' tidak kita tujukan kepada selain Alloh. Alloh berfirman ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (Q.S. ADZ-ADZAARIYAAT: 56), dan bukan hanya sampai di situ yaitu tentang penyembahan secara dzohir, tapi juga tentang ketaatan dan kecintaan yang berlebihan terhadap sessuatu yang melebihi atau mengesampingkan taat dan cinta kita kepada Alloh. Baik kepada manusia yaitu sajang kita, dosen atau seseorang yang kita cintai siapapun dia, karena hal itu bisa menjatuhkan kita kepada kesyirikan. Maka tidak layak kita seorang muslim meninggalkan sholat hanya karena kita takut kepada sajang misalnya, atau orang-orang yang kita anggap memberi manfaat kepada kita, karena perintah sholat jauh lebih penting dari semua kegiatan kita di Korea ini, kecuali udzur dengan alasan yang syar’i..

Juga kepada hawa nafsu kita kalau kita selalu mengikuti hawa nafsu sehingga meninggalkan atau mengesampingkan perintah Alloh, maka hal itu juga termasuk sikap sesembahan terhaadab hawa nafsu, Alloh berfirman ”…dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaanya itu melampaui batas.” (Q.S AL-Kahfi:28).

Dengan demikian marilah kita benahi ketaatan kita kepada Alloh, dan jadikan Ramadhan tahun ini betul-betul menjadikan kita taqwa seperti yang diperintahkan oleh Alloh SWT. Maka ajaklah teman kita kemasjid, ta’lim dan beribadah dengan khusyuk. Karna massjid lebih dekat dengan rahmat Alloh dan menjauhkan dari hal-hal atau kegiatan yang bermaksiat kepadaNya. Kalau tidak diimbangi dengan itu, niscaya Korea ini akan akan menyesatkan kita dengan kesesatan yang nyata, semoga Alloh menjaga dan membimbing kita untuk konsekuen terhadap Syahadad kita sebagai seorang muslim.Wallohu a’lam.■






Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Posted by PUMITA on 12:10 AM. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

0 komentar for "Konsekwensi Syahadat Seorang Muslim #bag 1"

Leave a reply