Sebuah suku minoritas di Indonesia memilih Hangeul sebagai sistem huruf resmi


Sebuah suku minoritas di Indonesia memilih “Hangeul” sebagai sistem huruf untuk menuliskan bahasa asli mereka secara resmi.
Hal itu merupakan yang pertama kali, dimana abjad bahasa Korea digunakan oleh masyarakat di luar negeri.


Lembaga riset Hunminjeongeum Korea hari Kamis mengatakan bahwa sebuah suku di kota Bau-Bau di pulau Buton, Sulawesi Selatan, belakangan ini menerapkan huruf bahasa Korea, Hangeul untuk menulis bahasa asli mereka yang disebut ‘bahasa Cia-Cia’.
Kota itu mulai mengajarkan sistem tulisan bahasa Korea kepada sekolah dasar bulan lalu dengan menggunakan buku pelajaran dengan tulisan bahasa Korea selama sekitar 4 jam per minggu.
Bahasa asli suku minoritas dengan jumlah populasi 60 ribu itu hampir terancam punah karena tidak memiliki huruf sendiri untuk menyampaikan bahasa mereka dengan tepat.
Profesor Universitas Nasional Seoul Lee Ho-young, yang membantu menciptakan buku pelajaran bahasa Korea untuk suku minoritas di Indonesia itu, mengatakan dia berharap Hangeul akan dapat menyumbang besar bagi suku suku yang tidak punya huruf sendiri untuk melestarikan identitas dan budaya mereka.


Sumber : KBSNEWS, 2009-08-06



Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Posted by PUMITA on 7:54 AM. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

2 komentar for "Sebuah suku minoritas di Indonesia memilih Hangeul sebagai sistem huruf resmi"

  1. Numpang ralat dan sedikit tambahan.
    Kota bau-bau adalah sebuah kotamadya yang berada di pulau buton, sulawesi tenggara (bukan sulawesi selatan)
    Suku aslinya yaitu suku wolio. pulau Buton merupakan daerah yang strategis dan merupakan tempat persinggahan pedagang dari berbagai negara yang menuju ke ternate sejak abad 16 - 19. pulau buton merupakan bekas daerah kesultanan buton dengan bahasa asli wolio. Sifat penduduknya yang sangat terbuka dan juga gemar merantau memungkinkan adanya komunikasi antara penduduk setempat dengan pedagang yang ada di nusantara , asia, timur tengah, cina dan eropa sehingga memungkinkan terciptanya bahasa baru (cia-cia) yang tidak mempunyai struktur yang pasti. Walaupun demikian, bahasa tersebut tetap di gunakan oleh sebagian penduduk buton sebagai alat komunikasi tanpa mengabaikan bahasa wolio dan akhirnya membentuk komunitas baru..
    Terima kasih, semoga bermamfaat.
    Rusman ode.
    Buton

  2. numpang ya cia-cia tuh bahasa asli buton selain bahasa wolio dan itu bukan dari hasil percamuran bahasa seperti yang dimaksud Anonymuose Said karena orang cia-cia tidak bisa berbahasa wolio.

Leave a reply