Menjadi Ibu

Ibu adalah salah satu kata yang sangat lekat dihati kita, dihati setiap insan Seorang ibu yang penuh dengan kelembutan, kasih sayang, kehangatan, kecintaan dan keikhlasan. Dari rahimnyalah lahir generasi umat manusia dan lewat tangannyalah sentuhan awal dari kehidupan setiap insan. Dan belajar banyak dari ibu kita yang mewarnai pembentukan awal pribadi, karena itu sangatlah wajar jika Rosululloh SAW memerintahkan kepada kita untuk lebih menghormati ibu dibandingkan dengan ayah. . Dan kitapun mengakui makna kata yang disampaikan oleh Rosululloh SAW yang mengatakan "SURGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU."

Seperti yang diungkapkan, Thalhah Bin Mu'awiyyah AS-salamy R.A berkata, "Aku pernah datang kepada Rosululloh, aku ingin berjihad fiisabiilillah. Maka Beliau bertanya, " Apakah engkau masih mempunyai ibu ? Aku menjawab, " ya. Rosululloh bersabda, " Berbaktilah kepadanya karena disana terletak surga.” Dari makna kata itu membuat kita untuk semakin menghormati sosok seorang ibu, baik itu ibu kandung maupun bukan. Dengan penuh perjuangan, kasih sayang, keiklasan, dan kepahlawanannya tanpa sedikitpun pamrih atas apa yang telah dilakukannya untuk mendidik anak-anaknya dan mewujudkan anak-anaknya sebagai generasi yang sholeh dan sholehah. Karena seorang ibu atau wanita yang kedudukannya dalam islampun sangatlah mulia, dinegeri saya dan tempat saya bekerja saat ini pun masih semarak dan meriahnya acara untuk peringatan perjuangan seorang ibu yaitu peringatan hari kartini, hari ibu yang semua itu sebagai perwujudan mengenang sejarah yang telah mencatat sosok teladan seorang ibu. Yang dari merekalah lahir orang-orang besar.

Memang dalam rutinitas keseharian mungkin tidak banyak waktu yang kita miliki untuk merenungkan, sedikit lebih dalam keberadaan sebagai seorang ibu. Bahkan tak jarang dari sebagian wanita " LUPA " tengah menyandang predikat khusus, " Ibu, mama, mami ataupun umi" Maka biarpun wanita hanya sebagai seorang ibu rumah tangga yang kenyataan sehari-hari nyaris menjadi sebuah hal yang biasa, tidak ada yang istimewa. Mungkin sekaranglah saat untuk bertanya, benarkah semua biasa saja ? Benarkah kehadiran seorang ibu tak istimewa ? Seorang ibu dalam keluarga yang menghidupkan hari-hari dalam keluarganya. Menjadi seorang ibu adalah sebuah anugerah yang tak ternilai dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Alloh memberikan pada seorang wanita adalah naluri keibuan, jauh dilubuk hatinya terus hidup dan menghidupinya. Sejauh manapun ia pergi, Seorang wanita tetaplah seorang " IBU "dan tak pernah mampu membohongi nuraninya. Kalau kita lihat sehari-hari seorang ibu bekerja di perkantoran, pabrik-pabrik,dan TKW di negeri orangpun tak akan pernah ia dapat mengelak dari panggilan jiwanya untuk menjadi orang yang menumbuhkan kehidupan dengan cinta juga pengorbanan. Ditempat kerja sayapun, teman di majelis taklim, seorang ibu tua tapi masih bersemangat bekerja, hampir tak pernah menaruh perhatian, hidup sangat susah namun ibu ini penuh tawa dan bersyukur bisa bekerja dengan tetap sabar ceria. Dalam ucapannya yang terkesan sebagai pesan, " Kita ada disini karena menjadi seorang ibu demi keluarga dan anak-anak. Tak perlu berkecil hati merantau ke luar negeri rela menjadi buruh ataupun kuli sebagai manusia sejati kuat menjadi pelayan, siap menjalankan perintah, karena pelayanan adalah sumber berkah.

Sebagai ibu atau TKW pun bagi manusia sejati, pekerjaan menyapu, membersihkan rumah, dan kesabaran momong anaknya majikan adalah ibadah. Dalam batin sayapun tersenyum, betapa bangga ibu ini telah melahirkan putra-putri yang cerdas, sholeh - sholehah berkat perjuangan kasih tulus ibunya. Kiranya wanita sebagai ibupun tak pernah menganggap dirinya istimewa, memang biasa saja. Semua dijalaninya sebagai ketetapan Alloh yang diterima dengan penuh ridho. Namun disitulah nilai lebihnya, sebagai seorang ibu, dikeridhoannya yang menumbuhkan energi pembangkit kehidupan, dikeluasan hati seorang ibu yang selalu menyemaikan harapan. Sepintas semua memang tampak biasa saja namun ada yang begitu istimewa, nun dikedalaman hati ibu yang hanya dapat terjangkau oleh mereka yang bersedia meluangkan sedikit waktu untuk memahami arti cinta seorang ibu. Tak heran bila penghormatan dan pemuliaan pada ibu menjadi salah satu ciri kemuliaan akhlak seseorang sebagaimana dalam hadits-hadits Rosululloh SAW yaitu, " Seorang sahabat bertanya, " Ya Rosululloh, siapa yang paling berhak memperoleh palayanan dan persahabatanku ? Nabi menjawab..IBUMU....IBUMU....IBUMU..kemudian Ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu. . " (Mutaffaq Alaih).

Maka seperti dijelaskan pula bila seorang anak berhak atas 3 orang ibu dengan 1 orang ayah yang maksudnya seorang ibu yang mempunyai tiga peran sebagai ibu kandung, ibu yang menyusui, dan ibu guru / madrasah dalam suatu keluarga. Dengan predikat khusus seorang ibu, sebuah predikat yang membuat wanita senantiasa menjadi pusat perhatian tersendiri, paling tidak dari beberapa pasang mata bening anak-anak tercinta.Perjuangan seorang ibu, seperti diterangkan hadits Rosululloh, " Salamah seorang perempuan yang menyusui Ibrahim, putra Rosululloh bertanya, " Wahai Rosululloh, engkau telah memberikan kabar gembira dalam segala hal untuk kaum laki-laki, tetapi mengapa tidak untuk kaum wanita ? Rosululloh menjawab, " Apakah kawan-kawan perempuanmu menyuruhmu untuk bertanya seperti ini ? jawabnya, " Benar ya Rosululloh, Lalu beliau bersabda, " Tidaklah seseorang diantara kamu merasa ridho jika ia hamil dari hasil suaminya dan suaminya merasa bangga dengan kehamilannya itu, maka wanita tersebut mendapat pahala sama dengan seorang tentara yang puasa ketika berperang dijalan Alloh dan bila wanita tersebut menderita sakit sewaktu melahirkan, namun betapa kegembiraanlah yang dirasanya dengan lahirnya sang buah hati yang diketahui penghuni langit dan bumi ( HR IBNU ATSIR ).

Selain itu bila seorang ibu memandikan dan menyisir rambut anaknya, maka Alloh mengganjarnya dengan pahala yang sama dengan jumlah rambut anaknya tersebut.

Kemampuan yang Alloh berikan pada wanita membuat dirinyapun tumbuh seiring perkembangan zaman, sejarah mencatat bahwa manusia-manusia yang sukses yang mampu memberikan arti dalam penghambaannya pada Alloh, lahir dari asuhan para ibu yang senantiasa belajar, mawas zaman, menangkap makna disekelilingnya untuk berbagi hikmah. Ibu adalah kehidupan, sesuatu yang langsung terlihat kasat mata namun cukup mudah dipahami dengan nurani. Semoga kita wanita yang tergerak hatinya menjadi ibu sejati yang turut memberi arti dan menyuluh arah perjuangan meraih kemuliaan, bagi sebuah dunia yang lebih baik dimasa depan, menyiapkan keluarga yang kokoh dan bertabur putra-putri yang sholeh-sholehah dan mulia......ketika itulah seorang ibu membentangkan selendang kasih selebar dunia,menyelimuti berjuta kecintaan sejati. Subhanallah.

Oleh Istiani
Kontributor Buletin Hidayah Pumita Busan
Red. PumitaBUsan.COM







Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Posted by PUMITA on 11:21 AM. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

0 komentar for "Menjadi Ibu"

Leave a reply