Tauhid ; Taat Dalam Menjalankan Perintah Allah [1]
Sesungguhnya keimanan yang tinggi serta ibadah tasbih dan dzikir kepada Allah saja tidak cukup. Tapi masih harus disertai dengan ketaatan dan menjalankan perintah Allah. Jika kita tidak taat dan tidak mau menjalankan perintah Allah, maka kita termasuk golongan orang yang kafir.
Sebagai contoh: Iblis. Keimanan Iblis sangat tinggi. Dia sangat yakin akan keberadaan dan keesaan Allah karena dia pernah berdialog langsung dengan Allah. Dia juga rajin bertasbih dan berdzikir kepada Allah bersama kumpulan para Malaikat. Namun karena dia tidak mau menjalankan satu perintah Allah, yaitu sujud kepada Adam, maka Iblis menjadi orang yang kafir dan dikutuk oleh Allah:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” [Al Baqarah:34]
Keengganan Iblis menjalankan perintah Allah karena dalam diri Iblis ada kesombongan. Dia merasa lebih baik daripada Adam:
“Berkata Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk
Allah berfirman: “Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat”.” [Al Hijr:33-35]
Akibatnya Iblis menjadi makhluk yang terkutuk.
Jika Iblis yang hanya menolak satu perintah Allah saja menjadi kafir dan terkutuk, berapa banyak ummat Islam yang menolak mentaati banyak perintah Allah dengan sengaja dan berusaha menghalangi ummat Islam lainnya menjalankan perintah/hukum Allah?
Dalam surat Al Maa-idah kita diperintahkan untuk menjalankan hukum Allah yang ada di kitab Sucinya seperti Qishash:
Al Maa-idah:
[5.44] Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
[5.45] Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barang siapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zhalim.
Mengapa orang-orang Yahudi dimurkai Allah? Karena mereka tidak memutuskan perkara menurut hukum Allah.
Ummat Nasrani juga dinyatakan sesat dalam surat Al Fatihah karena mereka tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah:
”Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” [Al Maa-idah:46-47]
Kemudian ketika Allah menurunkan Al Qur’an, adakah kita akan memutuskan perkara menurut Al Qur’an, atau kita mengikuti hawa nafsu manusia?
Ada yang tertarik dengan ideologi Komunis/Sosialis kemudian membuat paham ”Islam Kiri.” Padahal Islam sebagai agama yang sempurna sudah mengajarkan kita untuk membantu dan menolong fakir miskin tanpa membatasi kemampuan seseorang untuk bekerja atau berproduksi. Meski Komunisme telah gagal di Uni Soviet di mana mayoritas rakyat tetap miskin dan sering antre makanan sementara para pejabatnya justru hidup mewah di dacha-dacha mereka, namun tetap ada sebagian ummat Islam yang mengikuti paham Komunis/Sosialis.
Ada lagi yang tertarik dengan paham Liberalisme/Kapitalisme Amerika Serikat hingga akhirnya melabeli Islam dengan ”Liberal” menjadi Islam Liberal. Padahal paham Liberal/Kapitalisme akhirnya mengakibatkan para pemilik modal meraup untung sebesar-besarnya dan menindas buruh/karyawan mereka dengan menekan upah mereka sekecil mungkin. Para pemilik uang juga dengan bebas mengambil kekayaan alam negara-negara di seluruh dunia seperti minyak, gas, emas, tembaga, dan sebagainya untuk sebesar-besarnya masuk ke kantong pribadi mereka. (bersambung...)
Oleh, Ustad Syamsul Arifin - Busan Korea
| Amir Pumita Busan
| Amir Pumita Busan
Red. pumitabusan.com
0 komentar for "Tauhid ; Taat Dalam Menjalankan Perintah Allah [1]"