Harapku Dalam Mimpi
Foto Sdr. Imam Nahrowi, saat wawancara di acara Kick Andy.

Meski didalam kereta sudah sesak karena bertepatan dengan hari minggu, tapi penjual tiket tetap menawarkan tiket gratis untuk jurusan Dusil Station. Duh Gusti..!! Sebenarnya mimpi apa saya, penjual tiket hari ini baik sekali..!! kata calon penumpang yang dikasih tiket gratis, kebetulan memang mau pergi ke masjid yang terletak tidak jauh dari Stasiun Dusil.
Bagi si Abang, itulah panggilannya, untuk tidur nyenyak dan terlelap tak butuh ranjang dan kasur empuk, atau ruangan ber-AC. Semuanya telah tersedia dalam benak dan pikirannya sendiri. Si Abang terlihat asyik dengan buaian Tuhan melalui tangan-tangan-Nya, seperti mengantuk, tertidur, dan bermimpi. Dalam tidur lelapnya, si Abang seakan berpetuah, “Biarlah anjing menggonggong, saya tetap akan tidur senyenyak-nyenyaknya.” Tak peduli langit mau runtuh, atau bumi mau luluh. “Biarlah anjing menggonggong “ itulah obat yang membangunkan lembar Da’wah Hidayah yang sejak bulan Agustus 2001 hanya terbit dua halaman dan Al Hamdulillah sejak tanggal 2 Juni 2002 lalu Lembar Da’wah Hidayah benar-benar telah bangun dari mimpi panjangnya, dengan terbit empat halaman. Mimpi tentang angan yang tinggi melangit dan cita-cita yang muluk seperti awan tertiup angin. Mimpi tentang jaringan dan kekerabatan dengan semua orang dan semua paguyuban serta perkumpulan yang ada. Mimpi tentang sebuah kecerdasan dan kedewasaan untuk bersikap, berpikir, dan bertindak. Mimpi tentang kemuliaan dan harkat kemanusiaan. Mimpi tentang peradaban masa depan dan Da’wah.
Bagi kami, mimpi bukan sekedar bunganya tidur. Dia hadir dengan dunianya sendiri. Tak bias diminta, apalagi dibredel. Mimpi telah lahir dengan kemerdekaan dan aturannya sendiri. Terkadang menakutkan, dan tak jarang menjadi pendamping setia untuk membangun cita dan harapan masa depan. Dia hadir pada saat mata terpejam . Dia muncul pada saat hati tengah ditinggalkan oleh berbagai kejengkelan, kemarahan, kegemaran, sekaligus juga kebahagiaan. Dia hadir bukan sebagai ‘penguasa’ tunggal di alam tidur. Tak satupun yang mampu membendung, apalagi menjajahnya, kecuali sipembuat mimpi itu sendiri. Bersama mimpi itulah kami dari para kru Lembar Da’wah Hidayah mencoba ikut menikmati keindahannya. Bersama keindahan itulah, kami mencoba ikut melangkah bersama derap duka dan nestapa. Sebab, dalam nestapa itulah tersimpan sejuta peluang untuk mengajak kebaikan.
“Berkawan” Itulah kata lain dari persahabatan. Bersahabat dengan semua insane dan semua lapisan. Berbekal keinginan itulah, kami mencoba mengajak ngobrol dengan kawan-kawan, tentang semua ihwal melalui lidah-lidah kami yang tersedia disetiap sudut Lembar Da’wah ini. Mulai dari tulisan tentang Islam, renungan, sekilas kabar, informasi terkini tentang kegiatan disetiap perkumpulan yang ada, hingga persoalan nurani. Semuanya ingin disajikan, tapi semuanya punya keterbatasan. Tapi, dari keterbatasan itulah para kru tetap mengulurkan harapan kepada kawan-kawan berupa kritik dan masukan. Dibalik semua itu, kami pun tetap berharap semoga Tuhan berkenan membuka hati kawan-kawan dan membalas semua kebaikan saudara-saudara.
Kata-Nya, menolong orang bak membangun singgasana megah dan menawan. Entah bagaimana wujudnya, hanya pengalaman dan keyakinan yang bisa menjelaskan.
Oleh, Imam Nahrowi
| Salah satu dari 4 pendiri Pumita Busan.
Tulisan ini diambil dari Buletin Hidayah Pumita edisi 7 Juli 2002.
Red. Pumitabusan.com
Sdr. Imam Nahrowi saat wawancara di acara Kick Andy Metro TV
Mas Imam inspirasi kami yg sekarang masih di korea selatan..
Semoga kita cepet menyusul kesuksesan beliau.... Amin.
InsyaAlloh Pak *Imam Nahrowi bulan depan mau berkunjung ke Korea dan Pumita,bagi teman yang mau sharing dengan Beliau bisa datang ke Masjid Pusan