Janjinya Ditepati

Siang itu matahari panas menyinari maya pada rasa dahaga menyelinap di dalam diri belum lagi di tambah dengan banyaknya pemandangan yang membuat hati terusik mengoda diri dengan kemaksiatan duniawi. Dua bisikan bergulat entah siapa yang menang? semoga si putih slalu memenangkannya bisikku dalam hati.walau banyaknya godaaan rintangan hampir sampailah di puncak ketinggianya. Dengan berbagai upaya usaha dan do'a serta memperbanyak ber manja-manjaan dengan-Nya akhirnya waktu terus membawa kita pada hari yang dijanjikan. Hari demi hari pun berlalu tak terasa kemanjaan itu melupakan pada sesuatu yang dinantikan. Seperti siburuh yang aktif dalam kegiatan rutinitasnya sehari-hari dari pagi sampai petang tak mengenal lelah bak sebuah mesin yang serba bisa menjalankan apa aja yang jadi kebiasaannya sesuai dengan jadwal yang telah teratur rapi. Dengan keikhasan penuh kegembiraan memegang peran yang disandangnya. Banyaknya kegiatannya dilaluinya walaupun kadang hatinya terasa sakit namun dengan niatannya yang telah bulat membuatnya semakin mengasyikkan. Omelan dan sindiran si bos menjadi lauk-pauknya setiap hari duh getir bila di rasakan tapi merdu bila didengarkan.

Bulan pun berganti disinilah si buruh menemukan sesuatu kegembiraan tibalah saatnya si bos mesti mengabulkan janjinya yaitu memberi dia upah setiap bulan karena dia telah menjalankan semua kewajiban yang di bebankan padanya. Petikan di atas bisa diumpamakan kita sebagai umat yang menjalankan ibadah dengan berusaha semaksimal untuk meraih ridlo yang dijanjikan dimana semua umat telah menunaikan dua monumental puasa ramadhan dan ibadah haji.

Allohpun menepati janjinya dengan memberikan limpahan pahala serta ridlo dan pengampunan untuk semua umat yang ditandai bulan syawal yaitu hari raya idul fitri atau hari kemenangan. Orang-orang mukmin kembali dengan kesucian bak bayi yang baru lahir namun kitapun mesti menyiapkan diri untuk secara ikhlas memaafkan saudara-saudara kita dan dengan kerendahan diripun meminta maaf pada mereka. Membenahi diri disetiap sela-sela kekurangan kita menjadi kan tahun akan datang lebih baik dari tahun yang kemarin. Meningkatkan ibadah memegang kunci-kunci perisai umat yang di ridloi Alloh.

Dengan mata membiasakan bangun malam untuk tahajud agar hati mendapatkan ketenangan mulutpun dibiasakan berpuasa karena alloh lebih dekat dengan umat yang sedang menjalankan puasa. Hatipun dicuci bersih dengan dzikir telinga dipasangkan pada hal yang bermanfaat melatih diri dengan mengulas balik perbuatan-perbuatan yang sehari-hari kita lakukan. Menciptakan sendiri motor pembersih atau mesin pengintropeksi agar mengatur tinggi rendahnya peningkatan ibadah kita masing-masing. Jangan kita kalah dengan sebuah benda yang bernama komputer benda mati ini secara otomatis bisa membersihkan semua virus-virus yang ada dalam tubuhnya dan bisa memnampakankan bagian dari tubuhnya yang terkena virus. Cobalah kita ambil hikmah dari hal yang kita sepelehan. Mengkaji ulang sesuatu yang tertinggal membuka lembaran yang baru serta menjadikan diri kita umat yang tunduk pada perintah serta memmatuhi larangan-Nya.

Mengabadikan kefitrohan ini agar kita tidak termasuk umat yang merugi serta menjaga hati agar tak ternodai. Menjalin silahturohmi dengan meningkatkan ukhuwah islamiah untuk menjaga agama alloh dari perpecahan.membentengi umat dari para pengadu domba serta terus meningkatkan ketakwaan dengan bersikap jenius menghadapi masalah -masalah yang menerpa agama.membuktikan pada dunia bahwa islam agama yang indah dan menyenangi perdamaian serta persaudaraan. Jangan tunjukan kesombongan di hadapan mata dunia tapi rendahkan diri tawadlu dengan tetap melindungi iman kita. Kerendahan hati akan mengantarkan kesuksesan keserakahan akan membuat umat lupa pada pencipta-Nya. Percaya dan selalu berdo'a insya'alloh keselamatan dunia akhirat dilimpahkan-Nya. Aamiin.

Oleh : Nuryanti
| Kontributor Buletin Hidayah Pumita Busan
Red. PumitaBusan.COM



Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Posted by PUMITA on 8:09 PM. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

0 komentar for "Janjinya Ditepati"

Leave a reply